#SAYA SUKA YESUS ANDA#
-----------------------------------------------------------
"sambil memuji Allah. Dan mereka disukai semua orang. Dan tiap-tiap hari Tuhan menambah jumlah mereka dengan orang yang diselamatkan." (Kis. 2:47).
Mahatma Gandhi adalah tokoh terkenal dari India, yg memiliki banyak pandangan, yg sebagian besar berasal dari ajaran Tuhan Yesus. Meski demikian, sampai matinya, Gandhi tidak pernah menjadi orang Kristen.
Pada suatu hari, Stanley Jones, seorang Misionaris berkesempatan bertemu Gandhi dan bertanya: "Anda sering mengutip kata-kata Yesus, tapi mengapa Anda sangat keras menolak untuk menjadi pengikut Yesus?" Jawaban Gandhi sangat mengejutkan sang misionaris ini sekaligus menemplak semua orang Kristen di dunia, yakni: "saya tidak pernah menolak Yesus. Saya suka Yesus Anda. Tapi saya tidak suka dengan orang Kristen Anda. Jika Kristen benar-benar hidup menurut ajaran Yesus, seperti yg diajarkan dalam Alkitab, seluruh India sudah menjadi Kristen hari ini," jawab Gandhi.
Saudaraku,
Seringkali kita tidak benar-benar hidup sesuai ajaran Tuhan Yesus. Kita cukup bangga dikenal sebagai orang Kristen, bangga dengan menggunakan semua atribut gereja. Kita merasa cukup dengan setiap hari Minggu kitabrajin ke gereja, bahkan merasa cukup dengan melayani Tuhan dan memiliki kedudukan di gereja. Padahal dalam kehidupan sehari-hari kita tidak bisa manifestasikan Kristus di dalam hidup kita. Akibatnya, hidup bukan menjadi berkat bagi dunia ini, tapi justru menjadi batu sandungan bagi mereka. Sejujurnya, ada begitu banyak orang yang mengalami kondisi seperti Gandhi di sekitar kita, yakni "saya suka Yesus Anda, tapi saya tidak suka dengan orang Kristen Anda."
Padahal seharusnya, orang Kristen tidak usah bekerja keras, perlu uang besar, program banyak untuk penginjilan. Sebab sesungguhnya di dalam dirinya ada kekuatan daya tarik secara alamiah, yaitu apabila kita benar-benar hidup sesuai ajaran Tuhan Yesus.
Mengapa gereja mula-mula berkembang sedemikian pesat di tengah-tengah penganiayaan dan penderitaan? Ada penjelasan singkat dalam Alkitab, yakni: "Dan mereka disukai semua orang."
Pertanyaan bagi kita: "Mengapa mereka disukai semua orang?"
Shalom!
@_nehemiyahfamilynews
Selasa, 19 Februari 2019
Minggu, 17 Februari 2019
#MENYATAKAN KEBENARAN DENGAN APA ADANYA#
-----------------------------------------------------------
"Tetapi kami menolak segala perbuatan tersembunyi yang memalukan; kami tidak berlaku licik dan tidak memalsukan firman Allah. Sebaliknya kami menyatakan kebenaran dan dengan demikian kami menyerahkan diri kami untuk dipertimbangkan oleh semua orang di hadapan Allah" (2 Kor. 4:2).
Bersuara itu mudah dan setiap orang bisa melakukannya, tetapi menyuarakan apagi melakukan kebenaran itu menjadi hal yang sulit dan menjadi relatif. Lebih mudah memberi pujian palsu dibandingkan dengan menyampaikan hal yang jujur dan apa adanya. Sebaliknya menyampaikan kebenaran justru akan dibenci.
Ingat!
Tuhan mengalami hal itu. Jika Dia mau, Tuhan Yesus bisa saja mengambil hati para ahli Taurat dan orang Farisi dengan kata-kata yang menyenangkan dan indah di telinga mereka, agar ia bisa diterima di kelompok yang paling bergengsi dalam budaya Yahudi itu. Tetapi ternyata tidak! Yesus membiarkan diri dibenci, dihujat, ditolak sampai dieksekusi mati oleh permainan intelektual tinggi para pemimpin agama. Semuanya itu dilakukan Tuhan Yesus demi memperjuangkan dan pembuktian kebenaran sejati dalam diri-Nya, yakni misi penyelamatan manusia dari kutuk dosa.
Saudaraku,
Hidup apa adanya dengan Firman Allah dan menyatakan kebenaran apa adanya adalah tindakkan yang langka dan seolah mendatangkan kecelakaan di zaman ini. Sebaliknya justru semangatnya adalah tindakkan kompromi, sehingga kekristenan menjadi sesuatu yang biasa dan firman Allah kehilangan kuasa atas gereja. Aktivitas gereja menjadi kegiatan biasa yang tak berkekuatan Roh. Ini adalah salah pekerjaan dan serangan Iblis yang gencar pada zaman ini untuk melemahkan misi gereja.
Bagaimana dengan relasi kehidupan kekristenan setiap kita kepada Tuhan sekarang?
Shalom!
@nemeiyahfamilynews
-----------------------------------------------------------
"Tetapi kami menolak segala perbuatan tersembunyi yang memalukan; kami tidak berlaku licik dan tidak memalsukan firman Allah. Sebaliknya kami menyatakan kebenaran dan dengan demikian kami menyerahkan diri kami untuk dipertimbangkan oleh semua orang di hadapan Allah" (2 Kor. 4:2).
Bersuara itu mudah dan setiap orang bisa melakukannya, tetapi menyuarakan apagi melakukan kebenaran itu menjadi hal yang sulit dan menjadi relatif. Lebih mudah memberi pujian palsu dibandingkan dengan menyampaikan hal yang jujur dan apa adanya. Sebaliknya menyampaikan kebenaran justru akan dibenci.
Ingat!
Tuhan mengalami hal itu. Jika Dia mau, Tuhan Yesus bisa saja mengambil hati para ahli Taurat dan orang Farisi dengan kata-kata yang menyenangkan dan indah di telinga mereka, agar ia bisa diterima di kelompok yang paling bergengsi dalam budaya Yahudi itu. Tetapi ternyata tidak! Yesus membiarkan diri dibenci, dihujat, ditolak sampai dieksekusi mati oleh permainan intelektual tinggi para pemimpin agama. Semuanya itu dilakukan Tuhan Yesus demi memperjuangkan dan pembuktian kebenaran sejati dalam diri-Nya, yakni misi penyelamatan manusia dari kutuk dosa.
Saudaraku,
Hidup apa adanya dengan Firman Allah dan menyatakan kebenaran apa adanya adalah tindakkan yang langka dan seolah mendatangkan kecelakaan di zaman ini. Sebaliknya justru semangatnya adalah tindakkan kompromi, sehingga kekristenan menjadi sesuatu yang biasa dan firman Allah kehilangan kuasa atas gereja. Aktivitas gereja menjadi kegiatan biasa yang tak berkekuatan Roh. Ini adalah salah pekerjaan dan serangan Iblis yang gencar pada zaman ini untuk melemahkan misi gereja.
Bagaimana dengan relasi kehidupan kekristenan setiap kita kepada Tuhan sekarang?
Shalom!
@nemeiyahfamilynews
Jumat, 15 Februari 2019
#BEDA ORIENTASI#
=================
"Maksudku ialah: hiduplah oleh Roh, maka kamu tidak akan menuruti keinginan daging.
Sebab keinginan daging berlawanan dengan keinginan Roh dan keinginan Roh berlawanan dengan keinginan daging — karena keduanya bertentangan — sehingga kamu setiap kali tidak melakukan apa yang kamu kehendaki." (Gal. 5:16-17).
Pada saat kita dilahirkan kembali secara roh oleh kepercayaan dan pengenalan pribadi kepada Kristus Yesus di dalam kehidupan ini, maka secara otomatis kita telah menjadi ciptaan baru ketika itu juga. Jika dulu kita berorientasi pada keinginan-keinginan daging, maka kini orientasinya berada pada hal-hal rohani. Sebab kita telah sadar bahwa keinginan daging seperti: iri, dengki, dendam, gengsi, tamak, ego, garang, angkuh, congkak, dan sebagainya itu membawa permusuhan, perselisihan dan pemisahan.
Saudaraku,
Perbedaan pikiran, perbedaan wawasan/pengetahuan, dan perbedaan pendapat itu adalah hal wajar dan sebuah keunikan yang harus dipelihara untuk memajukan sebuah organisasi atau lembaga. Perbedaan ini menyebabkan kita hidup dan bertumbuh. Sebagai orientasi kita satu, yakni mengembangkan kerajaan Allah di dunia di mana kita tinggal.
Tetapi sebaliknya, yakni perbedaan orientasi hidup inilah yang menjadi perbedaan mendasar antara orang percaya dengan mereka yang belum mengenal kebenaran Tuhan. Dan jangan sampai perbedaan orientasi itu terdapat di dalam komunitas Kristen yang mengaku "sungguh-sungguh telah lahir baru".
Ingat!
Mari, kita renungkan kembali kehidupan yang kita jalani sepanjang hidup ini. Sudahkan kehidupan kita sebagai orang percaya telah menghasilkan buah Roh? Bagaimana keadaan kita, tampilkanlah siapa kita agar orang lain melihat bahwa kita adalah ciptaan baru di dalam Tuhan!
Shalom!
Happy today, Jesus Bless!
@LK
=================
"Maksudku ialah: hiduplah oleh Roh, maka kamu tidak akan menuruti keinginan daging.
Sebab keinginan daging berlawanan dengan keinginan Roh dan keinginan Roh berlawanan dengan keinginan daging — karena keduanya bertentangan — sehingga kamu setiap kali tidak melakukan apa yang kamu kehendaki." (Gal. 5:16-17).
Pada saat kita dilahirkan kembali secara roh oleh kepercayaan dan pengenalan pribadi kepada Kristus Yesus di dalam kehidupan ini, maka secara otomatis kita telah menjadi ciptaan baru ketika itu juga. Jika dulu kita berorientasi pada keinginan-keinginan daging, maka kini orientasinya berada pada hal-hal rohani. Sebab kita telah sadar bahwa keinginan daging seperti: iri, dengki, dendam, gengsi, tamak, ego, garang, angkuh, congkak, dan sebagainya itu membawa permusuhan, perselisihan dan pemisahan.
Saudaraku,
Perbedaan pikiran, perbedaan wawasan/pengetahuan, dan perbedaan pendapat itu adalah hal wajar dan sebuah keunikan yang harus dipelihara untuk memajukan sebuah organisasi atau lembaga. Perbedaan ini menyebabkan kita hidup dan bertumbuh. Sebagai orientasi kita satu, yakni mengembangkan kerajaan Allah di dunia di mana kita tinggal.
Tetapi sebaliknya, yakni perbedaan orientasi hidup inilah yang menjadi perbedaan mendasar antara orang percaya dengan mereka yang belum mengenal kebenaran Tuhan. Dan jangan sampai perbedaan orientasi itu terdapat di dalam komunitas Kristen yang mengaku "sungguh-sungguh telah lahir baru".
Ingat!
Mari, kita renungkan kembali kehidupan yang kita jalani sepanjang hidup ini. Sudahkan kehidupan kita sebagai orang percaya telah menghasilkan buah Roh? Bagaimana keadaan kita, tampilkanlah siapa kita agar orang lain melihat bahwa kita adalah ciptaan baru di dalam Tuhan!
Shalom!
Happy today, Jesus Bless!
@LK
=MENINABOBOKAN=
======================
Lihat Kisah dan Fakta Sejarah Gereja:
+++++++++++++++++++++++++++++
Salah satu tujuan wisata utama yang ditawarkan oleh pemerintah Itali adalah Colosseum, yakni sebuah peninggalan bersejarah berupa gedung pertunjukkan yang besar yang berbentuk elips atau stadion LE. Colosseum ini bisa menampung 50.000 penonton dengan menyuguhkan berbagai macam pertunjukkan yang menghibur. Salah satu diantaranya adalah pertandingan para gladiator.
Colosseum juga sering dipakai untuk dibakar hidup-hidup para tokoh iman dalam sejarah gereja. Banyak korban orang Kristen yang mempertahankan iman dan dipertontonkan kepada rakyat seluruh wilayah pemerintahan kekaisaran Romawi.
Meski demikian, sesungguhnya tidak demikian bagi Kaisar Romawi. Secara politis, Colosseum merupakan alat politik untuk menstabilkan dan mengurangi gejolak rakyat. Bagi pemerintah Romawi, hanya dipakai 2 cara untuk menstabilkan politik, yaitu "rakyat harus dibuat kenyang dan rakyat harus diberi hiburan." Dua hal ini membuat rakyat terlena atau dininabobokan dan rakyat merasa bahwa kekaisaran Romawi adalah pemerintahan yang sangat bagus. Dan hal itu tidak hanya oleh rakyat Itali tetapi oleh seluruh rakyat pemerintahan Romawi. Jadi, Kaisar Romawi memang benar-benar cerdik dalam meninabobokan rakyatnya.
Saudaraku,
Strategi yang sama dipakai oleh Iblis untuk menjatuhkan dan mematikan peran gereja di dalam melaksanakan misinya. Cara yang dipakai Iblis untuk menyerang kita bukanlah dengan cara frontal, melainkan cara yang sangat halus dan lrmbut, bahkan kita sendiri kadang kala tidak merasa bahwa kita kita sedang diserang. Ada kalanya iblis menggunakan strategi yang sama, yakni orang Kristen dibuat kenyang dengan berkat-berkat dan harus diberi hiburan. Artinya, kita dikondisikan untuk untuk berada dalam situasi yang benar-benar nyaman.
Jadi saudara,
Jika kita belajar dari sejarah gereja, maka kita mngetahui bahwa strategi yang dipakai Iblis itu pernah sukses di abad pertengahan. Gereja benar-benar dininabobokan, tidak berkembang secara dinamis, dan justru menjadi pusat kemampanan dan kenyamanan. Inilah masa yang sering disebut dalam sejarah gereja dengan "masa kegelapan."
Belajar dari hal ini, gereja sekarang dan sebagai orang Kristen harus perlu waspada terhadap segala bentuk strategi Iblis untuk menjatuhkan kita. Jangan biarkan berkat jasmani, kejayaan, kedudukan, keberhasilan dan hiburan meninabobokan kita. Jangan sampai kita puas dan melupakan tugas dan panggilan kita.
Perlu dievaluasi kembali kehidupan rohani kita. Perlu juga direvitalisasi semua program dan strategi misi kita. Jangan berhenti pada keindahan susunan kata-kata pada kertas dan jangan juga terjebak pada konsep-konsep atau teori-teori dan cara-cara misi yang tidak sesuai dengan iklim Gereja Injili Di Indonesia. Hai.... GIDI, kembalilah kepada keaslian, semangat dan kejayaan misi GIIJ untuk temukan spiritnya demi efektivitas misi.
SELAMAT ULANG TAHUN GIDI KE 56 TAHUN PADA TAHUN 2019. JAYALAH GEREJAKU DAN MANTAPKALAH LANGKAHMU SEBAB MISI BELUM SELESAI.
------------------------------------------------------------------------
PDT. LENIS KOGOYA BERSAMA KELUARGA
TUHAN YESUS MEMBERKATI.
======================
Lihat Kisah dan Fakta Sejarah Gereja:
+++++++++++++++++++++++++++++
Salah satu tujuan wisata utama yang ditawarkan oleh pemerintah Itali adalah Colosseum, yakni sebuah peninggalan bersejarah berupa gedung pertunjukkan yang besar yang berbentuk elips atau stadion LE. Colosseum ini bisa menampung 50.000 penonton dengan menyuguhkan berbagai macam pertunjukkan yang menghibur. Salah satu diantaranya adalah pertandingan para gladiator.
Colosseum juga sering dipakai untuk dibakar hidup-hidup para tokoh iman dalam sejarah gereja. Banyak korban orang Kristen yang mempertahankan iman dan dipertontonkan kepada rakyat seluruh wilayah pemerintahan kekaisaran Romawi.
Meski demikian, sesungguhnya tidak demikian bagi Kaisar Romawi. Secara politis, Colosseum merupakan alat politik untuk menstabilkan dan mengurangi gejolak rakyat. Bagi pemerintah Romawi, hanya dipakai 2 cara untuk menstabilkan politik, yaitu "rakyat harus dibuat kenyang dan rakyat harus diberi hiburan." Dua hal ini membuat rakyat terlena atau dininabobokan dan rakyat merasa bahwa kekaisaran Romawi adalah pemerintahan yang sangat bagus. Dan hal itu tidak hanya oleh rakyat Itali tetapi oleh seluruh rakyat pemerintahan Romawi. Jadi, Kaisar Romawi memang benar-benar cerdik dalam meninabobokan rakyatnya.
Saudaraku,
Strategi yang sama dipakai oleh Iblis untuk menjatuhkan dan mematikan peran gereja di dalam melaksanakan misinya. Cara yang dipakai Iblis untuk menyerang kita bukanlah dengan cara frontal, melainkan cara yang sangat halus dan lrmbut, bahkan kita sendiri kadang kala tidak merasa bahwa kita kita sedang diserang. Ada kalanya iblis menggunakan strategi yang sama, yakni orang Kristen dibuat kenyang dengan berkat-berkat dan harus diberi hiburan. Artinya, kita dikondisikan untuk untuk berada dalam situasi yang benar-benar nyaman.
Jadi saudara,
Jika kita belajar dari sejarah gereja, maka kita mngetahui bahwa strategi yang dipakai Iblis itu pernah sukses di abad pertengahan. Gereja benar-benar dininabobokan, tidak berkembang secara dinamis, dan justru menjadi pusat kemampanan dan kenyamanan. Inilah masa yang sering disebut dalam sejarah gereja dengan "masa kegelapan."
Belajar dari hal ini, gereja sekarang dan sebagai orang Kristen harus perlu waspada terhadap segala bentuk strategi Iblis untuk menjatuhkan kita. Jangan biarkan berkat jasmani, kejayaan, kedudukan, keberhasilan dan hiburan meninabobokan kita. Jangan sampai kita puas dan melupakan tugas dan panggilan kita.
Perlu dievaluasi kembali kehidupan rohani kita. Perlu juga direvitalisasi semua program dan strategi misi kita. Jangan berhenti pada keindahan susunan kata-kata pada kertas dan jangan juga terjebak pada konsep-konsep atau teori-teori dan cara-cara misi yang tidak sesuai dengan iklim Gereja Injili Di Indonesia. Hai.... GIDI, kembalilah kepada keaslian, semangat dan kejayaan misi GIIJ untuk temukan spiritnya demi efektivitas misi.
SELAMAT ULANG TAHUN GIDI KE 56 TAHUN PADA TAHUN 2019. JAYALAH GEREJAKU DAN MANTAPKALAH LANGKAHMU SEBAB MISI BELUM SELESAI.
------------------------------------------------------------------------
PDT. LENIS KOGOYA BERSAMA KELUARGA
TUHAN YESUS MEMBERKATI.
Kamis, 14 Februari 2019
#BUKAN PEKERJA BIASA#
======================
Yusuf pernah bekerja di tengah kondisi yang cukup tidak menyenangkan bahkan di bawa kekerasan, ketidakadilan, dan korban sampai dia menjadi budak. Menjadi budak bukan sebagai impian dan pilihan pekerjaan dia, tetapi tercipta sebuah kondisi sedemikian rupa sehingga dia bekerja sebagai budak. Menjadi budak memang tidak menyenangkan dan tidak disukai sebagai sebuah pekerjaan termasuk hanya mendengar istilah budak.
Ada 2 pilihan di dalam menjadi budak, yakni: menjadi sekedar budak atau menjadi budak yang baik. Di dalam kondisi yang sulit ini, sebagai anak Allah, Yusuf menjadi pribadi dan budak yang baik. Dia menaruh segala kapasitas di dalam bekerja sebagai budak dan bekerja secara sungguh-sungguh untuk menghasilkan hasil yang baik bagi Tuhan bukan bagi majikannya.
Itulah sebabnya "Tetapi TUHAN menyertai Yusuf, sehingga ia menjadi orang yang selalu berhasil dalam pekerjaannya" (Kej. 39:2). Bahkan dikatakan "Tuhan menyertai Yusuf" (ay. 2-3). Akhirnya Tuhan menjadikan Yusuf menjadi budak yang tidak biasa atau bukan sekedar budak, ia menjadi budak yang "berkuasa" (ay. 4-5).
Dalam izin Allah, ia akhirnya menjadi narapidana yaitu kondisi kembali menjadi budak. Tetapi Tuhan tetap menyertai Yusuf sehingga ia menjadi narapida yang tidak biasa, yaitu narapidana yang "berkuasa" (ay. 21-23).
Yusuf terus mengalami kondisi yang tidak menyenangkan mulai dari keluarganya atau para seniornya dengan iri dan gengsinya atas hubungan ayahnya dengan dia, Yusuf dijadikan alat dagangan dengan nilai budak, Yusuf menjadi korban kekuasaan, dan bahkan Yusuf ditipu sebagai balas kebaikan oleh juru minum raja Firaun di penjara.
Tetapi TUHAN memampukan dia untuk menjalani ini semua tanpa sungut dan menuntut haknya. Yusuf tetap menyerahkan semua persoalan ini kepada Tuhan. Dan menjalani semua hal dengan sukacita dan fokus pada kondisinya. Akhirnya, Yusuf menjadi bukan budak biasa, bukan narapidana biasa, dan bukan pekerja biasa. Puji Tuhan!
Saudaraku,
Apa pekerjaan Anda sekarang? Apa masalah Anda sekarang? Bagaimana Anda bersikap dalam semua situasi Anda? Belajarlah prinsip dan pelajaran dari pengalaman Yusuf untuk menuju keberhasilan yang sejati untuk kemuliaan Allah di dalam Anda.
Shalom!
@LK_anamenews
======================
Yusuf pernah bekerja di tengah kondisi yang cukup tidak menyenangkan bahkan di bawa kekerasan, ketidakadilan, dan korban sampai dia menjadi budak. Menjadi budak bukan sebagai impian dan pilihan pekerjaan dia, tetapi tercipta sebuah kondisi sedemikian rupa sehingga dia bekerja sebagai budak. Menjadi budak memang tidak menyenangkan dan tidak disukai sebagai sebuah pekerjaan termasuk hanya mendengar istilah budak.
Ada 2 pilihan di dalam menjadi budak, yakni: menjadi sekedar budak atau menjadi budak yang baik. Di dalam kondisi yang sulit ini, sebagai anak Allah, Yusuf menjadi pribadi dan budak yang baik. Dia menaruh segala kapasitas di dalam bekerja sebagai budak dan bekerja secara sungguh-sungguh untuk menghasilkan hasil yang baik bagi Tuhan bukan bagi majikannya.
Itulah sebabnya "Tetapi TUHAN menyertai Yusuf, sehingga ia menjadi orang yang selalu berhasil dalam pekerjaannya" (Kej. 39:2). Bahkan dikatakan "Tuhan menyertai Yusuf" (ay. 2-3). Akhirnya Tuhan menjadikan Yusuf menjadi budak yang tidak biasa atau bukan sekedar budak, ia menjadi budak yang "berkuasa" (ay. 4-5).
Dalam izin Allah, ia akhirnya menjadi narapidana yaitu kondisi kembali menjadi budak. Tetapi Tuhan tetap menyertai Yusuf sehingga ia menjadi narapida yang tidak biasa, yaitu narapidana yang "berkuasa" (ay. 21-23).
Yusuf terus mengalami kondisi yang tidak menyenangkan mulai dari keluarganya atau para seniornya dengan iri dan gengsinya atas hubungan ayahnya dengan dia, Yusuf dijadikan alat dagangan dengan nilai budak, Yusuf menjadi korban kekuasaan, dan bahkan Yusuf ditipu sebagai balas kebaikan oleh juru minum raja Firaun di penjara.
Tetapi TUHAN memampukan dia untuk menjalani ini semua tanpa sungut dan menuntut haknya. Yusuf tetap menyerahkan semua persoalan ini kepada Tuhan. Dan menjalani semua hal dengan sukacita dan fokus pada kondisinya. Akhirnya, Yusuf menjadi bukan budak biasa, bukan narapidana biasa, dan bukan pekerja biasa. Puji Tuhan!
Saudaraku,
Apa pekerjaan Anda sekarang? Apa masalah Anda sekarang? Bagaimana Anda bersikap dalam semua situasi Anda? Belajarlah prinsip dan pelajaran dari pengalaman Yusuf untuk menuju keberhasilan yang sejati untuk kemuliaan Allah di dalam Anda.
Shalom!
@LK_anamenews
Rabu, 13 Februari 2019
PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DI TANAH PAPUA BELUM MENYENTUH KARAKTERISTIK OAP
==============================
Secara universal, penyelenggaraan pendidikan di jagat Papua masih belum mendarat dalam konteks masyarakat asli sehingga secara kuantitas terlihat ada sejumlah lulusan, sejumlah lembaga pendidikan baik secara formal maupun non formal, ada sejumlah aktivitas guru dan siswa. Tetapi outputnya belum menjawab masalah dan tantangan yang ada.
Misalnya: Gerakan positif dalam menjawab tantangan jaman selalu mendapat tantangan internal bahkan bahkan dianggap mengganggu dengan kultur lama. Pada hal secara prinsip tidak. Justru penyelenggaraan pendidikan hari ini adalah harus melakukan gerakan "menjadi tulus seperti merpati dan cerdik seperti ular" dengan cara mengubah pola sesuai zaman tanpa melawan prinsip.
Faktanya justru bukan ditekan atau meminimalisir kejahatan dan masalah, malah masalah terus meningkat dan semakin menjadi-jadi. Bahkan mengalami kemajuan luar biasa di dunia kejatahan dibanding dengan kebaikan dan kebenaran. Injil seperti tidak berdaya alias kehilangan kekuatan akibat sirna atau redupnya kesaksian orang percaya sebagai Injil ke lima atau Injil berjalan di dalam tantangan perkembangan dan kemajuan zaman.
Saya berharap agar:
1. Gereja harus sadar secara sungguh-sungguh tentang ARTI, MAKSUD dan ESENSI Gereja baik secara organisasi dan secara Teologis sehingga bisa dibedakan di dalam realisasinya;
2. Gereja harus keluar dari wilayah dan kulturnya untuk melihat keadaan dunia nyata, sehingga misinya dapat diterjemahkan dan Injil dapat diaktualisasikan dengan pendekatan dan metode sesuai zaman;
3. Susunan dan Pelaksanaan program-program gereja harus sesuai tuntutan zaman, sehingga harus merasa butuh atau perlu input-input dari segenap elemen jemaat yang merasakan dampak langsung dari tantangan zaman itu;
4. Gereja harus menghindari kesan-kesan seperti: praktek-praktek asal jadi, asal bapak senang, sesama kelompok, yang sebenar penyakit dan tumor ganas yang mematikan atau melumpukan mesin organisasi;
5. Gereja harus menghilangkan dan atau merubah paradigmanya yakni seperti: "orang yang berbeda pendapat dan berbeda suku, ras, agama selalu dianggap jahat," sebab hal ini bukan dan tidak sesuai dengan ajaran Tuhan Yesus sebagai Pendiri dan Kepala Gereja itu sendiri;
6. Syafaat Tuhan Yesus dalam Yohanes pasal 17 itu perlu direnungkan dan diimplementasikan secara benar, yang dimulai oleh puncuk kepemimpinan hingga pada jemaat (bukan asal konsep dan bulan juga asal program), sebab doa itu merupakan isi hati dan maksud Bapa bagi gereja-Nya hendak dirikan kelak, sehingga setiap kelompok yang mengaku gereja perlu diwujudnyatakan secara sungguh-sungguh;
7. Dan banyak lagi hal yang harus diperhatikan dan dievaluasi oleh gereja agar "Injil adalah kekuatan Allah" itu benar-benar berakar di dalam hati setiap orang terutama OAP sehingga Papua benar-benar terwujud sebagai tanah damai.
KESIMPULAN SAYA:
Perlu dilakukan evaluasi secara total pelaksanaan pendidikan di tanah Papua terutama di dalam Pendidikan Kristen. Maksudnya adalah supaya melihat fakta dan menilai kembali pelaksanaan Pendidikan selama 164 tahun ini dengan klasifikasi evaluasi:
- Pelaksanaan pendidikan pada 05 Februari 1855 hingga kembalinya Irian Barat ke pangkuan pertiwi;
- Pelaksanaan pendidikan pada kembalinya pangkuan ke Pertiwi hingga tumbangnya Orde Baru;
- Pelaksanaan pendidikan pada tumbangnya Orde Baru hingga tahun 2000;
- Pelaksanaan pendidikan pada tahun 2000 hingga 2018 ini;
Sebab terkesan pelaksanaan pendidikan Kristen di tanah Papua akhir-akhir ini seperti belum mendarat dengan adanya tantangan dan perkembangan zaman, dengan banyaknya regulasi yang tak akomodir kondisi pendidikan dan orang Papua. Artinya menguras banyak tenaga, banyak biaya, banyak pikiran dan bekerja keras tanpa hasil atau sia-sia.
Shalom!
@LK_anamenews
==============================
Secara universal, penyelenggaraan pendidikan di jagat Papua masih belum mendarat dalam konteks masyarakat asli sehingga secara kuantitas terlihat ada sejumlah lulusan, sejumlah lembaga pendidikan baik secara formal maupun non formal, ada sejumlah aktivitas guru dan siswa. Tetapi outputnya belum menjawab masalah dan tantangan yang ada.
Misalnya: Gerakan positif dalam menjawab tantangan jaman selalu mendapat tantangan internal bahkan bahkan dianggap mengganggu dengan kultur lama. Pada hal secara prinsip tidak. Justru penyelenggaraan pendidikan hari ini adalah harus melakukan gerakan "menjadi tulus seperti merpati dan cerdik seperti ular" dengan cara mengubah pola sesuai zaman tanpa melawan prinsip.
Faktanya justru bukan ditekan atau meminimalisir kejahatan dan masalah, malah masalah terus meningkat dan semakin menjadi-jadi. Bahkan mengalami kemajuan luar biasa di dunia kejatahan dibanding dengan kebaikan dan kebenaran. Injil seperti tidak berdaya alias kehilangan kekuatan akibat sirna atau redupnya kesaksian orang percaya sebagai Injil ke lima atau Injil berjalan di dalam tantangan perkembangan dan kemajuan zaman.
Saya berharap agar:
1. Gereja harus sadar secara sungguh-sungguh tentang ARTI, MAKSUD dan ESENSI Gereja baik secara organisasi dan secara Teologis sehingga bisa dibedakan di dalam realisasinya;
2. Gereja harus keluar dari wilayah dan kulturnya untuk melihat keadaan dunia nyata, sehingga misinya dapat diterjemahkan dan Injil dapat diaktualisasikan dengan pendekatan dan metode sesuai zaman;
3. Susunan dan Pelaksanaan program-program gereja harus sesuai tuntutan zaman, sehingga harus merasa butuh atau perlu input-input dari segenap elemen jemaat yang merasakan dampak langsung dari tantangan zaman itu;
4. Gereja harus menghindari kesan-kesan seperti: praktek-praktek asal jadi, asal bapak senang, sesama kelompok, yang sebenar penyakit dan tumor ganas yang mematikan atau melumpukan mesin organisasi;
5. Gereja harus menghilangkan dan atau merubah paradigmanya yakni seperti: "orang yang berbeda pendapat dan berbeda suku, ras, agama selalu dianggap jahat," sebab hal ini bukan dan tidak sesuai dengan ajaran Tuhan Yesus sebagai Pendiri dan Kepala Gereja itu sendiri;
6. Syafaat Tuhan Yesus dalam Yohanes pasal 17 itu perlu direnungkan dan diimplementasikan secara benar, yang dimulai oleh puncuk kepemimpinan hingga pada jemaat (bukan asal konsep dan bulan juga asal program), sebab doa itu merupakan isi hati dan maksud Bapa bagi gereja-Nya hendak dirikan kelak, sehingga setiap kelompok yang mengaku gereja perlu diwujudnyatakan secara sungguh-sungguh;
7. Dan banyak lagi hal yang harus diperhatikan dan dievaluasi oleh gereja agar "Injil adalah kekuatan Allah" itu benar-benar berakar di dalam hati setiap orang terutama OAP sehingga Papua benar-benar terwujud sebagai tanah damai.
KESIMPULAN SAYA:
Perlu dilakukan evaluasi secara total pelaksanaan pendidikan di tanah Papua terutama di dalam Pendidikan Kristen. Maksudnya adalah supaya melihat fakta dan menilai kembali pelaksanaan Pendidikan selama 164 tahun ini dengan klasifikasi evaluasi:
- Pelaksanaan pendidikan pada 05 Februari 1855 hingga kembalinya Irian Barat ke pangkuan pertiwi;
- Pelaksanaan pendidikan pada kembalinya pangkuan ke Pertiwi hingga tumbangnya Orde Baru;
- Pelaksanaan pendidikan pada tumbangnya Orde Baru hingga tahun 2000;
- Pelaksanaan pendidikan pada tahun 2000 hingga 2018 ini;
Sebab terkesan pelaksanaan pendidikan Kristen di tanah Papua akhir-akhir ini seperti belum mendarat dengan adanya tantangan dan perkembangan zaman, dengan banyaknya regulasi yang tak akomodir kondisi pendidikan dan orang Papua. Artinya menguras banyak tenaga, banyak biaya, banyak pikiran dan bekerja keras tanpa hasil atau sia-sia.
Shalom!
@LK_anamenews
BERITAKAN INJIL ITU
=======================
Sebuah badan misi yang meneliti pertumbuhan gereja menunjukkan sebuah kenyataan bahwa sejak tahun 1970 hingga sekarang ini pertumbuhan mengalami kemandekan dan dalam posisi stagnan. Pada tahun 1970, jumlah penganut Kristen adalah 30% dari jumlah populasi dunia. Pada tahun 2000 an, jumlah penganut agama Kristen masih 30%. Di beberapa negara jumlah populasi orang Kristen meningkat, namun di negara-negara Eropa justru kekristenan merosot tajam. Bahkan ada satu fenomena yang menyedihkan yaitu pertumbuhannya terjadi di kelompok non religius, yakni sebuah kelompok yang tidak lagi tertarik dengan Tuhan maupun dengan agama.
Pada tahun 1900, kelompok non religius hanya terdapat 0,2% dari jumpah populasi dunia, pada tahun 2000 sudah mencapai 17,1%. Artinya agama dan Tuhan sudah mulai ditinggalkan, sebagai gantinya dengan manusia menjadi diri sendiri atau menjadi pusat perhatian sebagai allah.
Lembaga-lembaga Kristen di dunia pun telah menunjukkan angkah dan jumlah orang Kristen yang signifikan. Misalnya, seperempat dari penduduk dunia adalah orang Kristen. Artinya, jumlah yang bukan sedikit. Tetapi pertanyaannya adalah mengapa pertumbuhan populasi non religius meningkat secara signifikan atau tidak ditelan?
Apakah kita harus bekerja untuk memperbanyak jumlah orang Kristen, tanpa menunjukkan kualitas hidup Kristen memberi dampak?
Saudaraku,
Fakta ini menunjukkan kepada kita, bahwa amanat agung Tuhan Yesus Kristus, yaitu "menjadikan sekalian suku dan bangsa murid Kristus" tidak menjadi tugas pokok dan hanya dijalankan dengan biasa-biasa saja. Sebab kelihatan banyak program gereja yang tersusun indah, didukung dengan sumbangan dana yang signifikan dan terjadi pengurusan para utusan Injil dengan selebrasi yang hebat yang disaksikan oleh jemaat dan Iblis dihadapan Allah. Lalu bagaimana dengan jumlah dan kualitas hidup orang percaya kepada dunia.
Saudaraku,
Pekerjaan pemberitaan Injil adalah tugas dan pekerjaan setiap orang yang sudah percaya Yesus. Dan perintah utama adalah "pergi" dan bukan tunggu seperti orang Israel. Artinya ada aksi orang Kristen agar ada reaksi pendengar untuk menerima pemberitaan itu. Tugas ini bukan tugas kelompok tetapi tugas individu orang percaya. Tugas kita memberitakan firman dalam segala keadaan.
Ingat Firman ini:
"Beritakanlah firman, siap sedialah baik atau tidak baik waktunya, nyatakanlah apa yang salah, tegorlah dan nasihatilah dengan segala kesabaran dan pengajaran." (2 Tim. 4:2).
Shalom!
@LK_anamenews
=======================
Sebuah badan misi yang meneliti pertumbuhan gereja menunjukkan sebuah kenyataan bahwa sejak tahun 1970 hingga sekarang ini pertumbuhan mengalami kemandekan dan dalam posisi stagnan. Pada tahun 1970, jumlah penganut Kristen adalah 30% dari jumlah populasi dunia. Pada tahun 2000 an, jumlah penganut agama Kristen masih 30%. Di beberapa negara jumlah populasi orang Kristen meningkat, namun di negara-negara Eropa justru kekristenan merosot tajam. Bahkan ada satu fenomena yang menyedihkan yaitu pertumbuhannya terjadi di kelompok non religius, yakni sebuah kelompok yang tidak lagi tertarik dengan Tuhan maupun dengan agama.
Pada tahun 1900, kelompok non religius hanya terdapat 0,2% dari jumpah populasi dunia, pada tahun 2000 sudah mencapai 17,1%. Artinya agama dan Tuhan sudah mulai ditinggalkan, sebagai gantinya dengan manusia menjadi diri sendiri atau menjadi pusat perhatian sebagai allah.
Lembaga-lembaga Kristen di dunia pun telah menunjukkan angkah dan jumlah orang Kristen yang signifikan. Misalnya, seperempat dari penduduk dunia adalah orang Kristen. Artinya, jumlah yang bukan sedikit. Tetapi pertanyaannya adalah mengapa pertumbuhan populasi non religius meningkat secara signifikan atau tidak ditelan?
Apakah kita harus bekerja untuk memperbanyak jumlah orang Kristen, tanpa menunjukkan kualitas hidup Kristen memberi dampak?
Saudaraku,
Fakta ini menunjukkan kepada kita, bahwa amanat agung Tuhan Yesus Kristus, yaitu "menjadikan sekalian suku dan bangsa murid Kristus" tidak menjadi tugas pokok dan hanya dijalankan dengan biasa-biasa saja. Sebab kelihatan banyak program gereja yang tersusun indah, didukung dengan sumbangan dana yang signifikan dan terjadi pengurusan para utusan Injil dengan selebrasi yang hebat yang disaksikan oleh jemaat dan Iblis dihadapan Allah. Lalu bagaimana dengan jumlah dan kualitas hidup orang percaya kepada dunia.
Saudaraku,
Pekerjaan pemberitaan Injil adalah tugas dan pekerjaan setiap orang yang sudah percaya Yesus. Dan perintah utama adalah "pergi" dan bukan tunggu seperti orang Israel. Artinya ada aksi orang Kristen agar ada reaksi pendengar untuk menerima pemberitaan itu. Tugas ini bukan tugas kelompok tetapi tugas individu orang percaya. Tugas kita memberitakan firman dalam segala keadaan.
Ingat Firman ini:
"Beritakanlah firman, siap sedialah baik atau tidak baik waktunya, nyatakanlah apa yang salah, tegorlah dan nasihatilah dengan segala kesabaran dan pengajaran." (2 Tim. 4:2).
Shalom!
@LK_anamenews
#LE SEBAGAI REPRESENTASE MASYARAKAT ASLI PAPUA#
@LK_anamenews
==========================
Mandiri dan Sejahtera yang berkeadilan adalah sebuah visi yang diturunkan oleh Sang Khalik bagi segenap rakyat asli Papua. Dan spirit yang kuat di dalam melahirkan visi adalah semangat "kasih menembus perbedaan" bagi setiap insan di tanah Papua. Artinya, orang asli Papua tidak lagi terus bergantung dan bersandar kepada orang lain. Tetapi sudah harus bangkit dari ketertinggalan, mandiri tanpa bergantung kepada orang lain sehingga OAP menikmati kesejahteraan seperti masyarakat Indonesia yang lain yang disebut berkeadilan.
Visi ini telah dikerjakan selama 5 (lima) tahun yang lalu dengan sejumlah kebijakan dan terobosan di bidang birokrasi, politik, ekonomi, kesehatan, pendidikan dan infrastruktur yang nyata. Namun demikian, orang asli Papua masih menginginkan LE dan KT untuk dikerjakan lebih lagi sehingga diberi kesempatan kedua, yang disebut LUKMEN jilid ll.
Dengan melihat Realitas perubahan di tanah Papua, LE dalah simbol dan representasi keberadaan orang asli Papua. Seperti apa Indonesia mau mengenal OAP, maka cukup melihat dan mengenal kekhasan dan keaslian kehidupan LE sebagai gaya orang Papua. Bicara apa adanya, hidup apa adanya, berpikir apa adanya, tinggal apa adanya.
Dalam sudut pandang iman orang Papua, bahwa LE dan KT adalah figur-figur yang "dilahirkan oleh Allah, diproses oleh Allah, dihadirkan oleh Allah" untuk mengangkat harkat dan martabat OAP, yang selama ini dikorbankan dan dibisukan oleh kepentingan orang lain. Kedua figur ini dihadirkan pada waktu yang tepat oleh Allah sendiri.
Anda Salah:
Sebab mereka dipandang dan dianggap seperti kebanyakan orang yang lain. Mereka dilawan, dicurigai, bahkan dipolitisasi dengan kepentingan dan motivasi yang lain. Padahal mereka ada di pihak El Shaday, yang sesungguhnya tidak satupun kuasa bisa menghalangi mereka.
Terlepas dari persoalan politik, Orang Papua (OP) dan Orang Asli Papua (OAP) perlu sadar, bahwa kondisi dan realitas Papua 5 tahun terakhir ini berbeda dengan sebelum-sebelumnya. Banyak kebijakan dan trobosan, bahkan mengangkat banyak isu-isu esensial Papua yang selama ini terpendam. Pelayanan kepemimpinan LE dan KT sungguh holistik untuk berbicara tentang soal Papua secara adil dan jujur.
Jadi, sebagai salah satu putra daerah Papua, saya percaya bahwa Sesungguhnya Allah hadirkan:
# LE sebagai Yusuf masa kini; Maksudnya adalah supaya dia menyediakan dan memberi makan OAP dari hasil bumi tanah dengan segala management dan strategi atau program tepat sasaran. Sebab selama ini OAP lapar di rumah sendiri, miskin di tanahnya sendiri, tinggal bodoh di negerinya sendiri, dan tinggal sakit di tempat sendiri. Jadi LE adalah Yusuf zaman now seperti Yusuf di zaman lalu;
# LE sebagai Nehemiyah masa kini; Maksudnya adalah supaya membangun unsur-unsur keaslian Papua yang sudah diruntuhkan. LE dihadirkan tepat pada waktunya untuk membangun tembok Adat-istiadat, budaya, bahasa, rasa persaudaraan, bahkan tembok iman yang menjadi reruntuhan dengan berbagai perkembangan dan perubahan zaman. LE membangun dengan strategi dan langkah-langkah yang sangat baik. Jadi, LE adalah Nehemiyah zaman now membangun dan menjaga tanah Papua seperti Nehemiyah zaman lalu;
# LE sebagai Daniel masa kini; Maksudnya adalah supaya mempertahankan iman yang sejati dari berbagai sajian dan pilihan dunia ini. Sebab terdapat sejumlah peluang dan tawaran dunia yang kelihatannya baik dan menarik. Di sinilah LE harus mempertahankan iman dan keyakinan OAP dari segala bentuk ancaman, tantangan dan masalah di Papua. Sebab memang tanpa mempertahankan iman, makansia-sialah kita membangun dan mempertahankan reputasi Papua sebagai tanah damai. Jadi LE adalah Daniel di zaman now untuk mempertahankan iman seperti Daniel di zaman lalu.
Ingat!
Tindakan tanpa pembuktian fakta adalah pelanggaran dan praktek politisasi, bahkan bentuk intimidasi oknum-oknum pejabat negara. Di sinilah harga diri bangsa dijatuhkan dengan praktek dan permainan buruk di mata orang Papua dan di mata dunia.
Dengan demikian, hendak saya tegaskan di sini, bahwa wajar dan memang harus mendapat dukungan dan kawalan apabila LE diintimidasi dan dipolitisasi oleh pihak-pihak lain. Sebab hal itu sama dengan membunuh orang Papua secara karakter dan membatasi kemerdekaan Papua dari segala penindasan seperti yang ada selama ini di Papua. Ingat, LE dan KT adalah representasi orang asli Papua.
#Save LE dan Save Papua#
@LK_anamenews
==========================
Mandiri dan Sejahtera yang berkeadilan adalah sebuah visi yang diturunkan oleh Sang Khalik bagi segenap rakyat asli Papua. Dan spirit yang kuat di dalam melahirkan visi adalah semangat "kasih menembus perbedaan" bagi setiap insan di tanah Papua. Artinya, orang asli Papua tidak lagi terus bergantung dan bersandar kepada orang lain. Tetapi sudah harus bangkit dari ketertinggalan, mandiri tanpa bergantung kepada orang lain sehingga OAP menikmati kesejahteraan seperti masyarakat Indonesia yang lain yang disebut berkeadilan.
Visi ini telah dikerjakan selama 5 (lima) tahun yang lalu dengan sejumlah kebijakan dan terobosan di bidang birokrasi, politik, ekonomi, kesehatan, pendidikan dan infrastruktur yang nyata. Namun demikian, orang asli Papua masih menginginkan LE dan KT untuk dikerjakan lebih lagi sehingga diberi kesempatan kedua, yang disebut LUKMEN jilid ll.
Dengan melihat Realitas perubahan di tanah Papua, LE dalah simbol dan representasi keberadaan orang asli Papua. Seperti apa Indonesia mau mengenal OAP, maka cukup melihat dan mengenal kekhasan dan keaslian kehidupan LE sebagai gaya orang Papua. Bicara apa adanya, hidup apa adanya, berpikir apa adanya, tinggal apa adanya.
Dalam sudut pandang iman orang Papua, bahwa LE dan KT adalah figur-figur yang "dilahirkan oleh Allah, diproses oleh Allah, dihadirkan oleh Allah" untuk mengangkat harkat dan martabat OAP, yang selama ini dikorbankan dan dibisukan oleh kepentingan orang lain. Kedua figur ini dihadirkan pada waktu yang tepat oleh Allah sendiri.
Anda Salah:
Sebab mereka dipandang dan dianggap seperti kebanyakan orang yang lain. Mereka dilawan, dicurigai, bahkan dipolitisasi dengan kepentingan dan motivasi yang lain. Padahal mereka ada di pihak El Shaday, yang sesungguhnya tidak satupun kuasa bisa menghalangi mereka.
Terlepas dari persoalan politik, Orang Papua (OP) dan Orang Asli Papua (OAP) perlu sadar, bahwa kondisi dan realitas Papua 5 tahun terakhir ini berbeda dengan sebelum-sebelumnya. Banyak kebijakan dan trobosan, bahkan mengangkat banyak isu-isu esensial Papua yang selama ini terpendam. Pelayanan kepemimpinan LE dan KT sungguh holistik untuk berbicara tentang soal Papua secara adil dan jujur.
Jadi, sebagai salah satu putra daerah Papua, saya percaya bahwa Sesungguhnya Allah hadirkan:
# LE sebagai Yusuf masa kini; Maksudnya adalah supaya dia menyediakan dan memberi makan OAP dari hasil bumi tanah dengan segala management dan strategi atau program tepat sasaran. Sebab selama ini OAP lapar di rumah sendiri, miskin di tanahnya sendiri, tinggal bodoh di negerinya sendiri, dan tinggal sakit di tempat sendiri. Jadi LE adalah Yusuf zaman now seperti Yusuf di zaman lalu;
# LE sebagai Nehemiyah masa kini; Maksudnya adalah supaya membangun unsur-unsur keaslian Papua yang sudah diruntuhkan. LE dihadirkan tepat pada waktunya untuk membangun tembok Adat-istiadat, budaya, bahasa, rasa persaudaraan, bahkan tembok iman yang menjadi reruntuhan dengan berbagai perkembangan dan perubahan zaman. LE membangun dengan strategi dan langkah-langkah yang sangat baik. Jadi, LE adalah Nehemiyah zaman now membangun dan menjaga tanah Papua seperti Nehemiyah zaman lalu;
# LE sebagai Daniel masa kini; Maksudnya adalah supaya mempertahankan iman yang sejati dari berbagai sajian dan pilihan dunia ini. Sebab terdapat sejumlah peluang dan tawaran dunia yang kelihatannya baik dan menarik. Di sinilah LE harus mempertahankan iman dan keyakinan OAP dari segala bentuk ancaman, tantangan dan masalah di Papua. Sebab memang tanpa mempertahankan iman, makansia-sialah kita membangun dan mempertahankan reputasi Papua sebagai tanah damai. Jadi LE adalah Daniel di zaman now untuk mempertahankan iman seperti Daniel di zaman lalu.
Ingat!
Tindakan tanpa pembuktian fakta adalah pelanggaran dan praktek politisasi, bahkan bentuk intimidasi oknum-oknum pejabat negara. Di sinilah harga diri bangsa dijatuhkan dengan praktek dan permainan buruk di mata orang Papua dan di mata dunia.
Dengan demikian, hendak saya tegaskan di sini, bahwa wajar dan memang harus mendapat dukungan dan kawalan apabila LE diintimidasi dan dipolitisasi oleh pihak-pihak lain. Sebab hal itu sama dengan membunuh orang Papua secara karakter dan membatasi kemerdekaan Papua dari segala penindasan seperti yang ada selama ini di Papua. Ingat, LE dan KT adalah representasi orang asli Papua.
#Save LE dan Save Papua#
Langganan:
Postingan (Atom)