Oleh: Pdt. Lenis Kogoya
----------------------------------------
Salah satu kebiasaan yang sering dipikirkan
dan disiapkan oleh orang-orang yang merayakan Natal adalah menyiapkan kado atau
hadiah natal. Dan sudah tentu bahwa kado tersebut dihiasi dengan bingkisan yang
berwarna-warni dan indah. Apapun isi, berapapun nilai dan dari siapa kado itu
tidak jadi soal.
Dan biasanya orang memberikan kado kepada
seseorang dengan pertimbangan atau penilaian tertentu. Mungkin kepada orang
yang kita kasihi, kita mau memberikan kado atau hadiah yang terbaik. Semakin
penting dan tinggi kedudukannya seseorang yang akan beri hadiah, maka semakin
membuat kita memikirkan hadiah yang pantas untuknya.
Jika demikian, maka pertanyaannya:
Apakah kado dari surga kepada kita berdasarkan
kedudukan dan penilaian-penilaian tertentu?
Saudaraku,
Natal adalah juga arti lain dari kelahiran
Yesus, Sang Juruselamat manusia. Hal itu merupakan hadiah atau kado dari Allah
yang bertolak dari kasih yang besar akan kita yang berdosa. Allah menyatakan
kasih-Nya kepada kita bukan berdasarkan kedudukan atau kehebatan dan kebaikan
kita. Nilainya besar, bingkisan tak seindah bingkisan kado kita, dan tujuan
pemberian itu kepada semua manusia. Luar biasa.
Ingat!
Putra Natal, yaitu Yesus Kristus memerlukan
kado yang terindah dari kita. Kado yang diperlukan adalah: hati dan roh kita
persembahkan kepada Dia. Dia mau Kasih yang tidak berpura-pura dari kita dalam
segala tindakan kita. Dia butuh kesetiaan yang bukan munafik tapi kesetiaan
yang tinggi kepada panggilanNya. Dan menuntut pengorbanan berapapun nilai demi
Putra Natal.
Artinya kado yang dirindukan dan dinantikan
oleh Allah adalah Persembahan hidup, kasih yang nyata, kesetiaan yang tinggi
pada panggilan dan pengorbanan yang tulus dari kita. Bukan sekedar penampilan
kekristenan dengan segenap rutinitas aktivitas kekristenan. Dan hal itu
merupakan kemunafikan yang dibelah oleh Yesus kepada para Farisi.
Awas!
Jangan bawah kado natal yang bingkisan indah,
tetapi isinya sampah dan bangkai yang baunya tak sedap bagi Sang Bayi Natal
seperti Herodes. Tetapi bawalah mur, kemenyan dan emas, yaitu persembahan hidup
secara jujur, yang keharuman atau kesedapannya dirasakan oleh Sang Putra Natal dan oleh mereka yang
merayakannya.
SELAMAT MERAYAKAN KISAH PERMULAAN PERWUJUDAN
KASIH ALLAH BAGI ORANG BERDOSA. BIARLAH DENGAN BERKAT NATAL INI MEMBERKATI
HIDUP DAN PEKERJAAN KITA SEMUA DI DALAM MEMASUKI DAN MENJALANI TAHUN 2019, WA.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar